Sabtu, 27 November 2010

Gereja Kecam Kalender Peti Mati Porno

Senin, 08 November 2010 | 06:16 WIB

TEMPO InteraktifWarsawa -Sebuah kalender terbitan perusahaan penyedia peti mati di Polandia kemarin menuai kecaman dari kalangan gereja di sana. Maklum saja, CofaniFunebri, perusahaan itu, menampilkan model-model yang bukan bikin orang bertobat menjelang kematian, melainkan justru sebaliknya, tak ingin buru-buru menemui ajal.

Lihat saja halaman depan kalender yang bertajuk “Indahnya Mati Mendadak”. Ada cewek berbusana ketat nan minim berbahan latex berpose tak senonoh di dekat peti mati. 

"Agak-agak bergaya Hollywood dengan kesan yang lebih gelap," ujar juru bicara CofaniFunebri, Bartek Lindner. Inspirasinya mengambil kisah film seperti James Bond atau The Godfather.

Cuma tetap saja, di mata Romo Tadeusz Rybnik, semua itu tak lebih dari sekadar sampah. "Kematian itu bukan hal seksi!" ujarnya, geram. 

Juru bicara Gereja Polandia itu menganggap kalender itu salah dalam menyajikan konotasi kematian. "Kalender ini jelas-jelas mengganggu buat mereka yang sekarang ini, sebut saja, sedang sekarat." 

AUSTRIANTIMES | DRE

Patung Yesus Kristus Terbesar Dibangun

Desliana Carolina
Liputan6.com, Swiebodzin: Patung Yesus Kristus terbesar di dunia tengah dibangun di Swiebodzin, Polandia. Patung setinggi 57 meter itu akan mengalahkan patung Yesus di Rio de Janeiro, Brazil.

Adalah Pastor Sylwester Zawadzki yang menjadi penggagas ekaligus pimpinan pelaksana pembangunan patung raksasa itu. Patung itu hanyalah  segelintir dari ide briliannya untuk menunjukkan rasa kecintaannya kepada Sang Pencipta.

Zawadzki juga telah menghimbau warga untuk menyumbangkan sedikit dari harta mereka untuk pembangunan patung itu. Dan diharapkan, patung yang dilengkapi mahkota duri berlapis emas itu menjadi daya tarik bagi para peziarah rohani yang biasanya memadati Rio de Janeiro. 

"Saya senang karena proyek ini akan membawa publisitas ke kota kita. Akan ada banyak orang yang datang untuk berziarah maupun berkunjung sebagai turis biasa," kata Dariusz Bekisz, Wali Kota Swiebodzin, Polandia.(reuters/SHA)

Memperbaiki Hubungan Irak-AS dengan Musik

A Call to Heal
TEMPO InteraktifFort Worth, Texas - Irak kembali masuk berita utama karena serangan mengerikan ke sebuah gereja Katolik di Baghdad yang menewaskan 58 orang. Ini adalah satu lagi peristiwa yang semakin merenggangkan hubungan Amerika-Irak, dan yang, menurut saya, mengisyaratkan kembali perlunya lebih banyak kesempatan untuk pertukaran dan interaksi di antara kedua negara.

Pada musim panas 2005, ketika suara-suara peluru meriam dan kaca-kaca pecah membahana di seantero Irak, saya mengambil beberapa gitar dari rumah saya di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat, dan menjualnya, sehingga saya bisa membuat CD tentang penyembuhan. Ketika uang itu habis, saya menggunakan sebagian besar simpanan pensiunan saya dan cek bantuan dari pemerintah George W. Bush untuk menyelesaikan CD itu, yang diluncurkan pada musim gugur 2008.

Saat perang berlarut-larut pada 2005, saya menjadi putus asa tentang tujuan negara kami di Timur Tengah. Itulah saat saya memutuskan untuk membuat sebuah pernyataan, dan saya ingin pernyataan ini sebagai sebuah pesan yang positif.

Pernyataan saya tersebut bertajuk “A Call to Heal”, sebuah CD musik yang saya buat bersama musisi Irak unggulan Grammy, Rahim AlHaj, dan sekumpulan musisi kenamaan dari Charlottesville. Kelompok ini kemudian dikenal sebagai Baghdad Rain Project. Sampai saat ini ratusan keping CD kami telah disumbangkan ke berbagai organisasi nonpemerintah dan organisasi nirlaba yang bekerja di atau dengan Timur Tengah. CD ini adalah cara kami untuk mengucapkan “terima kasih” kepada mereka yang mengupayakan perdamaian di kawasan ini, tapi kami juga ingin memberi mereka contoh nyata tentang seorang Amerika dan seorang Irak yang menjembatani perpecahan budaya dan bekerja bersama secara positif dan konstruktif.

Pada mulanya saya ingin bekerja sama dengan sebanyak mungkin musisi Irak, tapi saya sadar bahwa hanya ada segelintir musisi Irak di Amerika Serikat. Kemudian saya membaca sebuah cerita di surat kabar lokal tentang seorang Irak yang piawai memainkan oud (alat musik mirip gitar), bernama AlHaj. Saya menyuratinya untuk menanyakan kemungkinan bekerja sama. Beberapa minggu kemudian kami bertemu di sebuah studio rekaman kecil dan menjadi teman sejak saat itu.

Seperti halnya banyak orang di pengasingan, AlHaj punya kisah luar biasa: dia orang yang punya bakat seni, yang belajar di Institut Musik di Baghdad di bawah asuhan musisi legendaris Munir Bashir. AlHaj adalah tahanan politik pada masa rezim Saddam Hussein. Ia meninggalkan Irak saat Perang Teluk pertama, tapi para penjaga perbatasan Irak memaksanya meninggalkan oud kesayangannya di perbatasan Yordania.

AlHaj akhirnya mendapat suaka di Amerika Serikat dan tinggal di Albuquerque, New Mexico, karena tempat ini mengingatkannya akan tanah airnya. AlHaj kembali ke Irak pada 2004 untuk menengok keadaan keluarga dan teman-temannya, dan kehilangan semangat begitu menyaksikan meningkatnya kekerasan sektarian dan kerusakan parah infrastruktur negaranya.

Yang paling menjadi perhatian AlHaj adalah anak-anak Irak. Saat ia berkeliling Irak, ia bertanya kepada anak-anak muda yang ia temui tentang impian mereka di masa depan dan berulang kali mendapat jawaban bahwa mereka tidak lagi punya impian. Adanya negara di mana anak-anak tak punya impian membuat saya berpikir lebih dalam tentang dampak psikologis perang, yang mengilhami dua lagu terpenting di CD ini: When I Leave This Place dan The War In My Head.

Orang-orang sipil dan para tentara yang mengalami perang harus hidup dengan bayangan dan emosi tentang perang sepanjang hayat mereka. Mereka tidak pernah bisa benar-benar meninggalkan tempat itu, meski pertempuran sudah usai.

Sejak membuat CD ini, saya mengusung minat saya pada Timur Tengah ke dunia akademis. Saya seorang Penasihat Internasional di Texas Christian University, Fort Worth, Texas dan saya sedang meneliti Sejarah Timur Tengah. Meski masih ada kekerasan di Baghdad, saya berencana melakukan kunjungan pertama saya ke Irak pada musim panas 2011.

Pergi ke Irak akan melengkapi petualangan saya. Saya memulai “perjalanan” ini lima tahun yang lalu dengan harapan bisa membangun jembatan pengertian antara orang Amerika dan Irak. Sekaranglah saatnya bagi saya untuk melintasi jembatan itu.

###

* James English adalah Penasihat Internasional di Texas Christian University, Fort Worth, Texas. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.BaghdadRain.com dan www.RahimAlhaj.com. Artikel ini ditulis untuk Kantor Berita Common Ground (CGNews).

Gereja Katholik Cari Pengusir Setan

Washington (ANTARA/Reuters) - Dicari: beberapa pria baik untuk mengusir setan! Uskup Katholik Roma AS, yang kebanjiran permintaan untuk mengirim pengusir hantu menyelenggarakan lokakarya pelatihan khusus di Baltimore pada akhir pekan.
Tujuan lokakarya tersebut ialah untuk mengajarkan para tokoh agama upacara tertentu, demikian laporan Catholic News Service.
Gereja itu telah menugaskan sebanyak 56 uskup dan 66 tokoh agama untuk mengikuti lokakarya dua-hari yang dimulai Jumat (12/11), dengan tujuan menambah jumlah kelompok pengusir hantu Amerika yang cuma berjumlah lima atau enam yang terdaftar di buku gereja tersebut saat ini.
"Ada sekelompok kecil tokoh agama yang mengatakan mereka mendapat permintaan dari seluruh wilayah AS," kata Uskup Thomas Paprocki dari Springfield, Illionis, sebagaimana dikutip.
"Sebenarnya, masing-masing daerah keuskupan mesti memiliki pengusir hantunya sendiri," ia menambahkan.
Paprocki tak mengatakan mengapa ada peningkatan permintaan upacara pengusiran hantu, yang ia katakan jarang dilakukan.
Upacara pengusiran hantu, yang dianggap serius oleh Gereja Katholik, menjadi pokok film horor Hollywood --yang paling menonjol adalah film "The Exorcist" 1973-- dan dianggap oleh banyak orang sebagai takhayul yang memberi rasa deg-degan bagi perayaan seperti Halloween.
Peraturan Gereja Katholik menetapkan hanya pastor terlatih saja yang dapat melaksanakan upacara tersebut --dan hanya dengan izin dari uskup.
Sebagian tanda seseorang mungkin berada di bawah pengaruh setan meliputi mencakar, memotong, menggigiti kulit dan memiliki kekuatan di luar kondisi lumrah.

Mantan Ratu India Hidup dalam Kemiskinan

Liputan6.com, 
Sattur: Hidup dalam kemiskinan. Itulah yang kini dijalani Appamma Kajjallappa, istri ketiga Raja Venkateswara Ettappa, penguasa di Virudhunagar, India. Bersama anaknya, dia rela hidup di sebuah gubuk dan berjuang keras untuk mendapatkan sesuap nasi.
Lho, memang ke mana harta benda peninggalan suaminya "Sudah saya sumbangkan ke rakyat," kata Appama, baru-baru ini. Bahkan, istana peninggalan juga sudah berubah menjadi sebuah sekolah demi memenuhi permintaan rakyat.
"Anggota keluarga kami sangat murah hati. Kami menyumbangkan segalanya demi kejehateraan desa. Itulah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin," tambah Appama.
Appama menambahkan, "Mungkin dulu saya adalah seorang ratu, tapi kini saya bukan siapa-siapa lagi. Kami sangat miskin."
Beberapa penduduk desa merasa iba dengan nasib ratu mereka. Sebenarnya, Appamma bekerja di kuil saat ada perayaan ataupun persembahan. Namun, setiap kali penduduk ingin memberikan sesuatu, Appama selalu menolak. Ia beranggapan melayani kuil suci merupakan suatu kehormatan bagi dirinya.(Bernama/DES/ULF

Gedung Putih menegaskan bahwa Presiden AS Barack Obama seorang Kristen


Gedung Putih menegaskan bahwa Presiden AS Barack Obama seorang Kristen. Penegasan itu disampaikan menyusul polling terbaru AS yang menunjukkan hampir 18 persen warga AS yakin bahwa Obama seorang Muslim.
"Presiden sudah jelas seorang Kristen. Dia berdoa setiap hari. Dia berkomunikasi dengan penasihat agamanya setiap hari," kata juru bicara Gedung Putih Bill Burton seperti diberitakan Los Angeles Times, Jumat (20/8/2010).
"Keyakinan dia sangat penting baginya, tapi itu bukan hal yang menjadi topik pembicaraan setiap hari," tutur Burton.
"Saya pikir orang-orang fokus ke isu-isu lain dan tidak terlalu menaruh perhatian ke apa yang dilakukan presiden dengan spiritualitasnya," kata Burton.
"Tapi seperti yang kalian semua tahu dan telah diliput secara luas, dia itu Kristen dan keyakinannya sangat penting baginya," tegas Burton.
Ditambahkan Burton, Obama telah beberapa kali berbicara mengenai keyakinannya secara terang-terangan. Burton pun menandaskan, Obama pasti akan kembali berbicara mengenai keyakinannya.
"Tapi prioritas utama presiden di Washington bukan memastikan bahwa warga AS tahu bagaimana taatnya dia sebagai seorang Kristen, tapi memastikan bahwa perekonomian kita berada pada jalurnya dan kita menciptakan lapangan-lapangan kerja di negara ini," tegasnya.
Menurut polling Pew Research Center, 18 persen responden meyakini Obama seorang muslim. Angka tersebut naik dari sebelumnya 11 persen pada Maret 2009 lalu.
Dalam survei terbaru itu juga terlihat bahwa 34 persen responden mengatakan Obama seorang Kristen. Atau turun dari sebelumnya 48 persen responden yang mengatakan hal demikian pada polling Maret 2009 lalu. Bahkan 43 persen responden mengatakan tidak tahu apa agama yang dianut Obama.
Sumber: Detik

Apa Anggapan Orang AS tentang Pernikahan?

Warga Amerika Serikat semakin banyak yang berpendapat bahwa pernikahan adalah sesuatu yang usang. Hal ini terungkap dari jajak yang dilakukan The Pew Research Centre dan dikutip majalah Time.

Berdasarkan survei tersebut, 39 persen responden mengatakan pernikahan adalah sesuatu yang usang. Hampir empat dari setiap sepuluh pasangan yakin bahwa pernikahan adalah hal kuno, ungkap survei tersebut.

Jadi, semakin banyak orang di negara tersebut yakin bahwa pernikahan tidak diperlukan untuk membentuk keluarga bahagia.Hanya 52 persen orang dewasa (mulai usia 18) yang menikah, artinya semakin banyak anak lahir di luar pernikahan.

Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa hampir satu dari tiga anak-anak Amerika hidup dengan orang tua yang bercerai, pisah ranjang atau yang tak pernah menikah.Angka itu merupakan lima kali kelipatan dari data tahun 1960. 

39 persen orang Amerika yang sekarang berpikir sudah kuno, merupakan peningkatan tajam dibandingkan tahun 1978. Jajak 32 tahun lalu menunjukkan hanya 28 persen yang merasa seperti itu.

Ketika ditanya apakah yang merupakan keluarga, sebagian besar responden merujuk pasangan yang menikah, dengan atau tanpa anak.

Tapi, empat dari lima disurvei juga menilai bahwa keluarga juga melingkupi orang tua tunggal atau pasangan beda kelamin yang tak menikah tapi punya anak. Tiga dari lima yang disurvei juga menganggap pasangan sejenis yang memungut anak juga merupakan keluarga.

"Pernikahan masih sangat penting di negeri ini, tetapi tidak mendominasi kehidupan keluarga seperti dulu," kata Andrew Cherlin, profesor sosiologi dan kebijakan publik di Johns Hopkins University.

"Sekarang, ada berbagai jalan untuk hidup berkeluarga dan makin banyak orang yang bisa menerima hal itu."

Pandangan perubahan definisi keluarga sebagian besar didorong mereka yang berusia 18-29. Generasi tersebut lebih banyak memiliki orangtua yang tak menikah atau bercerai.

Faktor ekonomi teryata juga memainkan peran besar. Biro Sensus Amerika Serikat baru-baru ini melaporkan bahwa pasangan beda jenis yang "kumpul kebo" melonjak naik dalam waktu setahun menjadi 7,5 juta orang.Hal ini disebabkan banyak orang enggan membuat komitmen pernikahan sehubungan perekonomian yang terus-menerus lesu ini.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa perkawinan tidak akan hilang dalam waktu dekat.67 persen warga Amerika Serikat masih optimistis tentang masa depan dalam pernikahan dan keluarga.
(A038/A038/BRT)
Sumber : antaranews.com